RSS

Palembang: Angkutan Umum Masa Lalu dan Saat ini

26 Apr

Eng   ι    Ind

Angkutan Umum Palembang di Masa Lalu

Sungai musi membagi Palembang menjadi dua bagian, daerah seberang ilir pada bagian utara dan daerah seberang ulu pada bagian selatan. Sungai yang memiliki panjang 750 km ini merupakan suangai terpanjang di kepulauan Sumatera. Dari pinggiran sungai Musi kita dapat menikmati senja dan melihat keunikan rumah-rumah rakit di sepanjang pesisir sungai.

Dimasa lalu, Palembang merupakan pusat dari kerajaan Sriwijaya, kerajaan terbesar di Selatan Asia. Kerajaan Sriwijaya mengontrol lalu lintas dan rute perdagangan terutama perdagangan rempah-rempah. Pelabuhan di Palembang melayani perdagangan yang berasal dari pasar-pasar China, Malaysia, dan India. Sungai musi menjadi akses penting dalam rute transportasi Kerajaan Sriwijaya.

Trade route in South East Asia in 1800s

Rute perdagangan di Asia Tenggara pada tahun 1800an

Transportasi umum atau angkutan umum yang ada di Palembang dapat dibedakan menjadi dua macam; angkutan air yang digunakan di sungai Musi dan angkutan darat pada daratan Palembang. Kedua jenis angkutan umum ini masih tetap digunakan sampai sekarang.

Sampai tahun 1800an, angkutan air merupakan angkutan yang sangat popular di Palembang. Angkutan air yang ada di Palembang tidak hanya melayani rute penyeberangan antara hulu dan hilir namun juga melayani rute dari Palembang sebagai pusat Kerajaan Sriwijaya menuju ke daerah dan Negara lainnya seperti Malaysia, Singapore, Thailand, China dan India.

Moda

Water public transport mode

Transportasi air merupakan sarana transportasi yang trend di tahun 1800an. Masyarakat menggunakan moda ini sebagai sarana transportasi di dalam kota maupun untuk sarana transportasi menuju ke kota atau Negara lain. Untuk transportasi air, moda-moda yang ada berupa:

      Ketek (traditional boat)

Nama prasarana transportasi air ini sangat popular di Palembang. Kapal jenis ini sering sekali digunakan untuk melintas sepanjang sungai musi ataupun sebagai prasarana penghubung antara daerah seberang Ulu dan daerah Seberang Ilir.

Ketek, traditional boat used in Musi River

Ketek; kapal tradisional yang digunakan di sungai Musi

      Jukung (traditional boat),

Jukung merupakan salah satu jenis kapal tradisional yang sering digunakan oleh masyarakat Palembang.

Jukung; traditional boat in Sumatera

Jukung; kapal tradisonal di Sumatera

Jukung merupakan kapal kecil yang menggunakan tenaga manusia untuk mengendalikannya. Jukung terlihat seperti kano, kapal ini dapat mengangkut 4-6 orang.


      Kapal Uap (1900-1950).

Di tahun 1800an, perdagangan di dalam Palembang ataupun menuju ke luar kota ataupun luar negeri menggunakan kapal uap sebagai prasarana transportasinya, kapal tersebut biasa disebut hekwieler atau marrie.

Kapal jenis ini menyusuri sungai musi dan anak-anak sungai musi lainnya seperti sungai Komering, sungai Ogan dan sungai Lematang. Selain sebagai prasarana untuk perdagangan dalam negeri juga digunakan untuk perdagangan menuju dan dari luar negeri terutama ke Singapura. Perdagangan utama untuk rute sungai musi ini terutama untuk perdagangan karet dan kopi.

Selain itu, kapal ini juga digunakan untuk melayani angkutan umum bagi penduduk ataupun untuk wisata. Salah satu dermaga kapal berada di wilayah hulu Seberang Ulu; di bawah Jembatan Ampera.

Steam boat/paddle boat

Kapal Uap

Angkutan Umum Darat

Moda yang digunakan untuk transportasi umum didalam kota Palembang hanyalah Mobil Ketek (Ketek mobil) atau oplet.

      Mobil Ketek atau Oplet

Setelah Perang Dunia II usai, Jeep masuk dan mulai digunakan oleh orang sipil, CJ adalah singkatan dari jip sipil. Pada tahun 1945, Willys CJ2 dan CJ3 diluncurkan. Di Amerika Serikat Willys sendiri tidak lagi diproduksi, tetapi di negara-negara lainnya di berlisensi. Di Perancis, Willys muncul pada tahun 1950 dan 1955, masing-masing dengan Delahaye nama dan Hotchkiss. Di Jepang, muncul dengan nama Willys Jeep Mitsubishi J3 1953. Di Taiwan, Willys Jeep muncul pada tahun 1956.

Pada awal agresi Belanda di Palembang, yang pada saat tanggal 12 Oktober 1945 dipimpin Inggris pasukan tiba Carmickel Kolonel di Palembang bermotor oleh NICA (tentara Belanda). Belanda datang dengan semua peralatan yang dapat memperkuat pertahanannya, salah satunya adalah kendaraan Jeep Willys ini. Kendaraan Jeep Willys ini dinilai sesuai dengan kondisi lapangan. Kemudian, pada saat kekalahan Belanda dan semua pasukan ditarik dari wilayah Palembang Indonesia dan meninggalkan sisa-sisa agresi, salah satunya adalah kendaraan perang Jeep Willys ini.

Semenjak itu, pengalihfungsian Jeep tersebut dari  kendaraan militer menjadi angkutan umum. Kendaraan ini menjadi angkutan umum popular pada tahun 1960-an 1980-an karena tidak ada persaingan dari kendaraan lain dan tidak banyak kendaraan Jepang yang masuk ke Palembang pada saat itu.

Willy Jeeps that usually known as Motor Ketek (Ketek Car) or oplet

Jeep Willy yang biasa dikenal sebagai Motor Ketek atau Oplet

Jeep Willys dikenal sebagai motor Ketek (Mobil Ketek) atau oplet karena kebisingan; mesin terdengar seperti perahu. Banyak keunikan yang dimiliki oleh kendaraan roda ini, memiliki pintu di bagian belakang yang dapat berisi 6 penumpang dan 2 penumpang di depan dan 1 sopir. Untuk menghidupkan mesin tidak menggunakan starter seperti ini mobil pada umumnya, tapi dengan cara mengengkol pada bagian depan kendaraan.

Pada tahun 2004 pemerintah membuat pernyataan untuk pencegahan kendaraan ini masuk ke dalam kota karena dinilai tidak cocok untuk digunakan lagi terutama dalam hal keselamatan, kenyamanan dan beberapa aspek lainnya. Sampai saat ini, kendaraan menjadi kendaraan antik dan menjadi koleksi kolektor kendaraan.

Willy Jeeps that usually known as Motor Ketek (Ketek Car) or oplet

Rute

Rute untuk dua jenis angkutan umum di Kota Palembang dimasa lalu ini memiliki kesamaan yaitu fungsi utama dari transportasi umum adalah untuk menghubungkan Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dibagi oleh Sungai Musi Palembang.

Untuk transportasi umum air, tidak memiliki rute pasti, pergerakan kendaraan hanya berdasarkan dari permintaan penumpang. Sebenarnya, orang menggunakan moda ini; Ketek dan jukung untuk menyeberangi sungai, untuk melintasi sungai, dan mengambil komoditi lain yang sedang di luar daerah Palembang.

Untuk transportasi darat publik, di daerah Kota Palembang, biasanya menggunakan kendaraan umum yang disebut Ketek mobil. Setelah perang saudara dan Hari Kemerdekaan Indonesia, Willys Jeep menjadi lahan angkutan umum di kota Palembang dan dikenal sebagai mobil Ketek. Mobil Ketek beroperasi di Seberang Ulu dan Seberang Ilir daerah, dan gunakan untuk menyeberangi sungai melalui Jembatan Ampera.

Terminal untuk mengoperasikan kendaraan ini di terminal bawah Jembatan Ampera. Setiap jenis rute itu selalu melalui terminal ini. Ada 5 rute dalam mengoperasikan kendaraan ini, dan untuk kendaraan diwarnai oleh rute. Rute adalah:

  1. Rute Ampera – Kertapati (mobil kuning)
  2. Rute Ampera – Sekip (hijau mobil)
  3. Rute Ampera – KM.5 (merah mobil)
  4. Rute Ampera – Bukit (mobil biru)
Terminal under the Ampera Bridge; Ketek cars terminal

Terminal dibawah Jembatan Ampera; Terminal Motor Ketek

Sudirman road in 1970sq

Jalan sudirman di tahun 1970an

Kendaraan ini makin lama semakin berkurang karena tidak ada revitalisasi. Pada tahun 1990-an tidak semua daerah di Palembang menggunakan mode ini lagi, hanya di daerah Ulu Seberang dan di Jalan Laut (16-1 Ulu Kertapati lintas Ampera jembatan), Jalan Sosial, Km 5 dan beberapa tempat di daerah pinggiran kota.

Angkutan Umum Palembang Saat ini

Moda

Transportasi umum di kota Palembang tidak memiliki banyak perubahan dari tahun ke tahun. Moda yang menggunakan di kota ini dapat dibagi menjadi menjadi dua kategori; moda transportasi umum darat dan moda transportasi umum sungai. Transportasi umum darat meliputi:

Bus Kota

Bus kota merupakan salah satu moda transportasi umum yang digunakan di Kota Palembang, berisi kurang lebih 36 penumpang. Moda ini memiliki tujuh jenis rute, setiap rute memiliki warna kendaraan yang berbeda.

City mini bus route Perumnas - Kertapati

Bus Kota Rute Perumnas - Kertapati

Mini Bus Layout

Layout Bus Kota

Oplet

Oplet atau minivan adalah modernisasi dari mobil Ketek. Ada dua macam jenis untuk moda ini, yang bisa diisi oleh 18 penumpang dan 15 penumpang. Rute transportasi umum ini dapat diketahui melalui warna dan ukuran moda tersebut, yaitu:

a) Rute Ampera – Terminal Plaju; mobil merah berisi 18 penumpang

b) Rute Ampera – Terminal Karya Jaya; mobil kuning berisi 18 penumpang

c) Rute Ampera – Sekip; mobil hijau berisi 15 penumpang

d) Route Ampera – KM.5; mobil merah berisi 15 penumpang

e) Route Ampera – Lemabang; mobil kuning berisi 15 penumpang

f) Route Ampera – Perumnas; mobil putih patah berisi 18 penumpang

g) Route Ampera – Pakjo; mobil abu-abu berisi 15 penumpang

h) Route Ampera – Bukit; mobil biru berisi 15 penumpang

i) Route Ampera – Tangga Buntung; mobil cokelat berisi 15 penumpang

j) Rute Jalan Hitam – Talang Betutu; mobil putih yang rusak berisi 15 penumpang

Oplet route ampera – sekip

Oplet Rute Ampera - Sekip

Oplet route ampera - plaju

Oplet rute ampera - plaju

Ojek 

Ojek “taksi sepeda motor ” mulai muncul di Palembang pada tahun 1997. Ojek merupakan alternative moda layanan yang dimulai dari inisiatif orang-orang untuk memberikan pilihan transportasi dari jalan utama ke kompleks perumahan. Tidak ada ijin pemerintah atau kendali atas ojek. Secara hukum semua penumpang sepeda motor harus mengenakan helm, jadi tukang ojek harus memiliki helm cadangan untuk penumpang. Ojek cenderung berkumpul pada persimpangan T di jalan utama dan jalan kecil yang tidak dilayani oleh rute bus ataupun oplet. Tawar menawar hamper selalu terjadi sebelum penumpang naik karena tidak ada tariff pasti untuk moda ini.


Ojek; motorcycle taxis in Palembang city

Ojek; taksi motor di kota palembang


Ojek atau taksi motor ini merupakan usaha perorangan yang tidak resmi (ilegal). Dalam beberapa kasus, pemilik ojek ini melakukan pekerjaan ini sebagai mata pencaharian tambahan.

Ada keuntungan dan kerugian dalam hal penggunaan ojek sebagai angkutan umum. Keuntungannya dapat digambarkan sebagai berikut:

a) Biaya ojek bisa tawar-menawar. Ketika penumpang memiliki perjalanan yang sama menggunakan dua atau tiga mode transportasi jika menggunakan angkutan umum biasa, dengan menggunakan ojek saja terkadang tariff yang diberikan akan lebih murah.

b) ojek merupakan moda kendaraan umum dengan layanan dari pintu ke pintu, yang tidak artinya seseorang akan benar-benar sampai ketujuan yang diinginkan.

c) Perjalanan dengan ojek dapat lebih cepat daripada dalam moda lain.

d) Waktu operasi yang bias dibilang 24 jam.

e) Ojek dapat melalui jalan atau gang-gang dan menghindari kemacetan.

Selain keuntungannya, sepeda motor jasa taksi juga memiliki kekurangan atau kelemahan antara lain:

a) Ojek tidak memiliki dasar hukum yang pasti sebagai angkutan umum, penumpang ojek tidak dilindungi dan tidak ada jaminan terhadap penumpang jika terjadi kecelakaan.

b) Umumnya tukang ojek mengemudi cepat atau sembarangan, yang bisa berbahaya bagi penumpang.

c) Untuk layanan jarak jauh dan tengah malam, sepeda motor sangat berbahaya bagi penumpang dan sopir. Risiko dirampok atau dibunuh dapat terjadi.

d) Terlalu banyaknya ojek di salah satu lokasi akan menghasilkan kompetisi yang tidak sehat.

Sampai saat ini, tidak ada regulasi hukum mengenai ojek di Palembang. Dari survei pada tahun 1996 di dua pintu masuk Palembang (Utara dan Selatan, asal usul penumpang menuju ke halte bus hampir 2,67% untuk wilayah utara dan 2,8% l untuk wilayah selatan Palembang. Hal ini cenderung adalah peningkatan untuk tahun 2008, yang menunjukkan tingkat rata-rata 30% ke Palembang utara dan selatan.

Peregerakan manusia di wilayah Palembang masih tergantung pada keberadaan transportasi sungai (daerah tangkapan), sehingga transportasi sungai merupakan alternatif untuk transportasi jalan yang tidak sepenuhnya dapat terakses dan tercakup. Jadi di samping angkutan umum darat dan juga karena Palembang dibelah oleh sungai, moda angkutan umum lainnya adalah angkutan umum sungai. Moda angkutan umum sungai yang digunakan adalah:

Ketek

Ini adalah jenis perahu tradisional digunakan dari tahun 1800-an, tapi dari waktu ke waktu, perahu ini mengalami modernisasi. Saat ini menggunakan mesin untuk membuat perahu lebih cepat melalui sungai.

Ketek

Ketek

 
Travelling boat

Pada tahun 2008, pemerintah Palembang menyatakan “Palembang sebagai kota wisata sungai”, yang diumumkan melalui “Tahun Visit Musi 2008”. Untuk melakukan itu, pemerintah membuat dan mempernaiki beberapa fasilitas terutama fasilitas sungai.

Ada empat jenis perahu yang biasanya menggunakan untuk wisata sungai, seperti ditunjukkan dalam tabel ini.

Travelling boat that using for sightseeing Musi river and the fare

Kapal Wisata yang digunakan untuk wisata sungai Musi

KM. Putri Kembang Dadar

KM. Putri Kembang dadar

KM. Segentar Alam

KM. Segentar Alam

Belido

Belido

Speed Boat

Speed Boat


Rute

Hampir air Public Transport atau transportasi sungai umum di kota Palembang tidak memiliki keteraturan. Seperti Ketek; tidak memiliki rute pasti, pergerakan kendaraan hanya dari permintaan penumpang. Sebenarnya, orang menggunakan mode ini; Ketek untuk menyeberangi sungai, untuk palung sungai, dan mengambil komoditi lain yang sedang Palembang tidak memiliki. Ketek, salah satu angkutan umum sungai di Palembang, tetapi pemerintah tidak memiliki jumlah sebenarnya kendaraan ini.

Berbeda dengan perjalanan perahu yang dilakukan oleh pemerintah. Ini memiliki regulasi, hukum, keamanan lebih banyak dan memiliki rute pasti. Rute ini adalah melalui sungai Musi yang menunjukkan sungai pesisir. Rute ini menunjukkan dalam gambar ini.

Route of travelling boat

Rute Kapal Wisata


Pelayanan angkutan umum darat diatur oleh pemerintah dan memiliki rute pasti. Bus kota di Palembang memiliki tujuh rute, rute tersebut adalah:

  1. Rute Terminal Karya Jaya – KM. 12

Terminal Karya Jaya – Jl. Sriwijaya Raya – Jl. Ki Merogan – Jl. KH. Wahid Hasyim – Jl. KH. Rasyid Siddiq – Jl. Mayjend HM. Ryacudu – Jl. Faqih Jalaludin –  Jl. Jend. Sudirman – Jl. Kol. H. Burlian – Jl. Sultan Mahmud Badaruddin II – Terminal Alang-alang Lebar.

  1. Rute Terminal Karya Jaya – Perumnas

Terminal Karya Jaya – Jl. Sriwijaya Raya – Jl. Ki Merogan – Jl. KH. Wahid Hasyim – Jl. KH. Rasyid Siddiq – Jl. Mayjend HM. Ryacudu – Jl. Faqih Jalaludin –  Jl. Jend. Sudirman – Jl. Basuki Rakhmad – Jl. R. Sukamto – Jl. MP. Mangkunegara – Jl. Residen Amaludin – Jl. Musi Raya Timur – Terminal Sako Kenten.

  1. Rute Terminal Karya Jaya – Pusri

Terminal Karya Jaya – Jl. Sriwijaya Raya – Jl. Ki Merogan – Jl. KH. Wahid Hasyim – Jl. KH. Rasyid Siddiq – Jl. Mayjend HM. Ryacudu – Jl. Faqih Jalaludin – Jl. Jend. Sudirman – Jl. Veteran – Jl. Perintis Kemerdekaan – Jl. Letkol Nur Amin – Jl. Yos Sudarso – Jl. RE. Martadinata – Jl. Mayor Zen – Pusri.

  1. Rute Plaju – KM. 12

Depan Komperta Plaju – Jl. DI. Panjaitan – Jl. Jend. A. Yani – Jl. Mayjend HM. Ryacudu – Jl. Faqih Jalaludin – Jl. Jend. Sudirman – Jl. Kol. H. Burlian – Jl. Sultan Mahmud Badaruddin II – Terminal Alang-alang Lebar.

  1. Rute Plaju – Pusri

Depan Komperta Plaju – Jl. DI. Panjaitan – Jl. Jend. A. Yani – Jl. Mayjend HM. Ryacudu – Jl. Faqih Jalaludin – Jl. Jend. Sudirman – Jl. Veteran – Jl. Perintis Kemerdekaan – Jl. Letkol Nur Amin – Jl. Yos Sudarso – Jl. RE. Martadinata – Jl. Mayor Zen – Pusri.

  1. Rute Plaju – Perumnas

Depan Komperta Plaju – Jl. DI. Panjaitan – Jl. Jend. A. Yani – Jl. Mayjend HM. Ryacudu – Jl. Faqih Jalaludin – Jl. Jend. Sudirman – Jl. Basuki Rakhmad – Jl. R. Sukamto – Jl. MP. Mangkunegara – Jl. Residen Amaludin – Jl. Musi Raya Timur – Terminal Sako Kenten.

Routes of City Mini Bus in Palembang City

Rute Bus Kota di Kota palembang

  1. Rute Ampera – Bukit

Jl. Srijaya Negara – Jl. Demang Lebar Daun – Jl. Jend. Sudirman – Jl. Merdeka – Jl. Tasik – Jl. Indra – Jl. Dr. Cipto – Jl. JAR. Suprapto – Jl. Srijaya Negara.

Oplet di palembang terdefinisikan menjadi sepuluh rute utama dalam kota, rute tersebut adalah:

  1. Rute Ampera – Terminal Plaju

Depan Komperta Plaju – Jl. DI. Panjaitan – Jl. Jend. A. Yani – Jl. Mayjend HM. Ryacudu – Ampera – Jl. Merdeka – Jl. Diponegoro – Jl. Pangeran SW Subekti – Jl. Diponegoro – Jl. Rumah Bari – Jl. Palembang Darusalam – Ampera – Jl. Mayjend Ryacudu – Jl. Jend. A. Yani – Jl. DI. Panjaitan – Depan Komperta Plaju

2. Rute Ampera – Terminal Karya Jaya

Terminal Karya Jaya – Jl. Sriwijaya Raya – Jl. Ki Merogan – Jl. KH. Wahid Hasyim – Jl. KH. Rasyid Siddiq – Jl. Mayjend HM. Ryacudu – Jl. Merdeka – Jl. Diponegoro – Jl. Pangeran SW Subekti – Jl. Diponegoro – Jl. Rumah Bari – Jl. Palembang Darusalam – Ampera – Jl. Mayjend Ryacudu – Jl. KH. Rasyid Siddiq – Jl. KH. Wahid Hasyim – Jl. Ki Merogan – Jl. Sriwijaya Raya – Terminal Karya Jaya

3. Rute Ampera – Sekip

Pasar Sekip – Jl. Mayor Salim Batubara – Jl. Sudirman – Jl. Veteran – Jl. Kapten A. Rivai – Jl. KH. Dahlan – Jl. Sutomo – Jl. Merdeka – Jl. Faqih jalaludin – Jl. Kapten Cek Syah – Jl. AKBP HM. Amin – Jl. Sudirman – Jl. Cinde Welan – Jl. Candi walang – Jl. Sudirman – Jl. Mayor Salim Batubara – Jl. Amphibi – Pasar Sekip

4. Rute Ampera – KM.5

Jl. Merdeka – Jl. Tasik – Jl. Indra – Jl. Ki Renggo Wiro Sentiko – Jl. Kapten A. Rivai – Jl. Sudirman – Jl. Kol. H. Burlian – KM. 5 – Jl. Kol. H. Burlian – Jl. Sudirman – Jl. Kol. Atmo – Jl. Beringin Janggut I – Jl. Mesjid Lama – Jl. Merdeka

5. Rute Ampera – Lemabang

Jl. Merdeka – Jl. Faqih Jalaludin – Jl. Datuk M. Akib – Jl. Bridjen HM. Danie Effendie – Jl. Radial – Jl. Kapten A. Rivai – Jl. Veteran – Jl. Petanang – Jl. AKBP. A. Rivai Cek Yan – Jl. Mayor Ruslan – Jl. Dr. M. Isa – Jl. AKBP Cek Agus – Jl. Let. Jend. Bambang Utoyo – Jl. RE. Martadinata – Jl. Bambang Utoyo – Jl. AKBP Cek Agus – Jl. Dr. M. Isa – Jl. Mayor Ruslan – Jl. AKBP. A. Rivai Cek Yan – Jl. Petanang – Jl. Veteran – Jl. Sudirman – Jl. Kol. Atmo – Jl. Beringin Janggut I – Jl. Mesjid Lama – Jl. Merdeka

6. Rute Ampera – Perumnas

Terminal Perumnas – Jl. Musi Raya – Jl. Musi Raya Timur – Jl. Musi Raya – Jl. MP. Mangkunegara – Jl. R. Sukamto – Jl. Basuki Rahmat – Jl. Demang Lebar Daun – Jl. Angkatan 45 – Jl. Stadion – Jl. POM IX – Jl. Kapten A. Rivai – Jl. Sutomo – Jl. KH. Dahlan – Jl. Merdeka – Jl. Sutomo – Jl. KH. Dahlan – Jl. Kapten A. Rivai – Jl. Angkatan 45 – Jl. Demang Lebar Daun – Jl. Basuki Rahmat – Jl. R. Sukamto – Jl. MP. Mangkunegara – Jl. Residen Amaludin – Jl. Kenten Sako – Jl. Musi Raya – Jl. Musi Raya Timur – Jl. Musi Raya – Terminal Perumnas

7. Rute Ampera – Pakjo

Jl. Merdeka – Jl. Sutomo – Jl. KH. Dahlan – Jl. Kapten A. Rivai – Jl. Angkatan 45 – Jl. Demang Lebar Daun – Jl. Insp. Marjuki – Jl. Demang Lebar Daun – Jl. Angkatan 45 – Jl. Stadion – Jl. POM IX – Jl. Radial – Jl. Pangeran SW Subekti –  Jl. Diponegoro – Jl. Merdeka – Jl. Rumah Bari – Jl. Palembang Darusalam – Ampera

8. Rute Ampera – Bukit

Jl. Merdeka – Jl. Tasik – Jl. Indra – Jl. Ki Renggo Wiro Sentiko – Jl. JAR. Suprapto – Jl. Srijaya Negara – Jl. Demang Lebar Daun – Jl. Srijaya Negara – Jl. JAR. Suprapto – Jl. KH. Dahlan – Jl. Sutomo – Jl. Merdeka – Jl. Rumah Bari – Jl. Palembang Darusalam – Ampera

9. Rute Ampera – Tangga Buntung

Jl. Merdeka – Jl. P. Aria Kesuma A. Rochim – Jl. Diponegoro – Jl. Ki Renggo Wiro Sentiko – Jl. Ki Gede Ing Suro – Jl. Sido Ing Lautan – Terminal Tangga Buntung – Jl. Sido Ing Lautan – Jl. Ki Gede Ing Suro – Jl. Ki Renggo Wiro Sentiko – Jl. Diponegoro – Jl. P. Aria Kesuma A. Rochim – Jl. Merdeka – Jl. Rumah Bari – Jl. Palembang Darusalam – Jl. Merdeka – Jl. Talang Semut – Jl. Merdeka

10. Rute Way Hitam – Talang Betutu

Jl. Way Hitam – Jl. Sei Hitam – Jl. Bumi Putra – Jl. Mawar – Jl. Let. Murod – Jl. Sudirman – Jl. KH. Burlian – Jl. Adi Sucipto – Talang Betutu – Jl. Adi sucipto – Jl. KH. Burlian – Jl. Sudirman – Jl. Demang Lebar Daun – Jl. AKBP Anwar Arsyad – Jl. Way Hitam

Map Routes of Oplet in Palembang City

Rute Oplet di Kota Palembang

 
Trans Musi

Program Bus Way transportasi umum sudah ada dalam Studi ManajemenTransportasi Perkotaan Palembang pada tahun 2004 kerja sama yang dilakukan antara PUSTRAL-UGM dengan Bappeda Kota Palembang. Guru Rencana StudiTransportasi Jalan Raya pada tahun 2006 yang dilaksanakan oleh Konsultan PT.Malta Satya Utama, tetapi untuk Studi Teknik Desain Detil Way Bus berencanaoperasi baru dilakukan pada 2008.
Bus Way diterapkan di Kota Palembang tidak menggunakan jalur khusus, tetapidirancang khusus untuk tidak berhenti di setiap tempat, sehingga ada yangmemiliki tempat tinggal sebagai titik transportasi. Bus Way operasi sistem menggunakan tarif tiket dan mengurangi sistem deposito yang biasa ada dalammini-bus.

Pengoperasian Bus Way segera dilaksanakan di kota Palembangmempertimbangkan rendahnya tingkat layanan angkutan umum di Kota Palembang hari ini. Dengan pengoperasian Bus Way, angkutan umum yang tersedia saat ini berkurang secara alami, sesuai dengan Peraturan No 1465Palembang Tahun 2008 secara khusus menyatakan Bus Kota sebagai sejak 1 Januari 2009 tidak ada penambahan atau penggantian armada.

PS: dokumentasi diambil dari  dokumentasi pribadi dan berbagai sumber 

 
Leave a comment

Posted by on April 26, 2012 in Info

 

Tags: ,

Leave a comment